Saturday, 10 January 2015

KH. ABDUL LATIF MADJID RA. DIRESMIKAN MENJADI PEMIMPIN PERJUANGAN WAHIDIYAH

Oleh : Muhammad Arif

Lanjutan dari Sejarah Perkembangan Wahidiyah
 


KH. Abdul Madjid Ma'ruf mempunyai sepuluh orang putra putri yang masih hidup. Mereka adalah Ning Dra. Nurul Isma, Ning Dra. Tatik Farikha, KH. Abdul Latif Ra., KH. Abdul Hamid, Ning Dra. Jauharotul Maknunah, Ning Istiqamah, Ning Tutik Indiyah, SE., H. Agus Syafi' Wahidi Sudiro, Ning Husnatun Nihayah, S.Hi dan Ning Zaidatul Inayah.

Sepeninggalan pemimpin lama, sesuai hukum konvensi, maka kepemimpinan pondok pesantren akan dilanjutkan oleh putra laki-laki tertua. Demikian pula dengan Pondok Pesantren Kedunglo, sepeninggal Hadrotul Mukarrom KH. Abdul Madjid Qs Wa RA pada tanggal 8 Maret 1989, kepemimpinan Pondok Pesantren Kedunglo dilanjutkan oleh 'Romo' KH. Abdul Latif Madjid Ra Putra laki-laki tertua Mualif Sholawat Wahidiyah yang lahir hari tanggal 15 Agustus 1952.

Sejak usia dini, KH. Abdul Latif Madjid Ra. telah dipersiapkan oleh ayahnya, KH. Abdul Madjid Ma'ruf, sebagai kader penerus beliau. Semenjak remajapun 'Gus Latif' sudah dikenal sebagai cendekiawan yang teguh menegakkan kebenaran.

Semenjak muda, Gus Latif adalah pemuda yang senang bergaul dengan siapapun di berbagai kalangan, baik dengan rakyat pada umumnya, ulama, pejabat maupun dengan dunia anak muda. Dari kesupelannya bergaul maka pemuda se- Kota Kediri tidak ada yang tidak kenal dengan Gus latif. Ia pernah mendirikan perkumpulan Young Moral Concelling disingkat YMC (Perbaikan moral kaum muda) bersama M. Zainuddin, BA. Pernah pula mendirikan perguruan bela diri JIWA SUCI di Pondok Pesantren Kedunglo.

Bahkan pernah sukses mengadakan kegiatan takbir akbar yang diselenggarakan dalam merayakan Idul Fitri yang di ikuti oleh masyarakat se kota Kediri dan sekitarnya serta pemuda-pemuda se Kediri. Sehingga pengikutnya sangat banyak dan merupakan prestasi yang sangat diperhitungkan, sebab sebelumnya acara seperti itu pernah digerakkan oleh Pemda, ataupun pondok-pondok lain namun tak mampu mengumpulkan masa sebanyak itu, sehingga takbir akbar yang di gelar dan dipimpin Gus latif merupakan prestasi tersendiri, dan masih banyak lagi pergaulan yang beliau pimpin. Semua itu sebagai pertanda bahwa beliau adalah calon pemimpin yang sanggup menyatukan berbagai kalangan.

KH. Abdul Latif Madjid Ra. bukan hanya menggantikan ayahandanya sebagai penerus pengasuh pondok Kedunglo akan tetapi juga sebagai penerus pemimpin wahidiyah.

Pengangkatannya sebagai Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo secara resmi di laksanakan pada tanggal 8 Maret 1989 sesaat sebelum beliau Mualif Sholawat Wahidiyah, KH. Abdul Madjid Ma'ruf, di makamkan. Upacara pengangkatan tersebut dilaksanakan dengan hidmad. Keputusan tersebut merupakan hasil musyawaroh keluarga Al-marhum Romo KH. Abdul Madjid Qs Wa Ra yang mana dalam musyawarah keluarga dihadiri oleh seluruh anggota keluarga KH. Abdul Madjid Ma'ruf dan semua telah menyetujuinya.

Hasil keputusan pengangkatan  dibacakan oleh bapak AF. Badri selaku ketua PSW Pusat  Kedunglo Kediri saat itu.
“Perkenankanlan pada kesempatan yang haru ini, kami akan membacakan hasil keputusan musyawaroh keluarga Almarhum Romo KH. Abdul Madjid Ma’ruf  bahwa, berdasarkan  hasil musyawaroh  keluarga Almarhum tanggal 8 bulan Maret 1989, kurang lebih jam 02.00 WIB, sepeninggal beliau Al Marhum Romo KH. Abdul Madjid Ma’ruf, kepemimpinan secara umum baik untuk pondok Pesantren Kedunglo maupun Penyiar Sholawat Wahidiyah adalah beliau Almukarrom bapak KH. Abdul Latif Madjid. Sedangkan pengelolaan untuk pondok Pesantren Kedunglo putri di bantu oleh Al Mukarromah ibu Dra. Nurul Isma Faiq. Untuk Pondok Pesantren Putra di bantu oleh beliau al Mukarrom Agus Imam Yahya Malik dan beliau Al Mukarrom Agus Abdul Hamid Madjid,.khusus untuk beliau AlMukarrom Agus Abdul Hamid Madjid ada suatu pernyataan bahwa beliau di dalam mengelola pondok Pesantren putra cukup hanya sebagai pembantu”.

Demikian isi pidato singkat bapak AF Badri selaku ketua PSW Pusat dalam membacakan keputusan hasil musyawaroh keluarga tentang pengangkatan Romo KH. Abdul Latif Madjid sebagai pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo dan Pimpinan Umum Perjuangan Wahidiyah (PUPW).

KH. Abdul Latif Madjid Ra. mempunyai tiga orang putra dan putrid dari pernikahannya dengan Hj, Shalihah dari Lumajang, mereka adalah :
  1. Agus Abdul Madjid Ali Fikri
  2. Ning Firdausul Ma’rifah
  3. Agus Mundir Tajul Wahidiyyin
  4. Agus Mustofa  (Mohon maaf bila keliru)
Pada awal kepemimpinan KH. Abdul Latif Madjid Ra. banyak diwarnai dengan ujian berat baik intern perjuangan, keluarga maupun fihak ektern. Kesemuanya hanyalah sebagai ujian untuk mencoba ketangguhan beliau sebagai pemimpin umat dalam  kecakapan kemampuan dan proses meningkatkan derajat  kewibawaan beliau  baik di hadapan pengamal wahidiyah maupun masyarakat pada umumnya. Ibarat pepatah mengatakan semakin tinggi suatu pohon semakin keras pula terpaan anginnya, maka semakin tinggi derajatnya seorang pemimpin semakin berat pula ujiannya.

Tentang Peristiwa Sejarah Wahidiyah dalam kepemimpinan Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra. silakan baca disini

PERISTIWA SEJARAH DALAM KEPEMIMPINAN KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA.

No comments:

Post a Comment