Monday 30 December 2013

Persiapan Menghadapi Pemilu 2014


Subhan, S.Pd Saat mengisi sosialisasi di Kab. Lumajang

Menghadapi Pemilu DPR, DPD dan DPRD pada 9 April 2014 nanti hampir semua caleg baik dari parpol maupun indenpent (DPD) sudah mempuyai persiapan yang matang. Baik dari persiapan finansial, tim sukses yang sampai berbasis ke kelompok-kelompok masyarakat, alat kampanye maupun persiapan yang lain.

Salah satu orang yang sibuk menyiapkan "modal" menghadapi pemilu 2014 adalah Subhan SPd (atau biasa dikenal dengan sebutan K. Subhan Khotib). Subhan SPd yang memperoleh nomor urut 34 ini dicalonkan untuk anggota DPD RI oleh warga Jawa Timur dan akhir-akhir ini sibuk mendatangi para relawan dan pendukungnya yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur untuk menyosialisasikan visi dan misinya serta lebih merapatkan barisan.

"Saya hanya mengemban amanat dari warga Jawa Timur untuk maju dalam pemilu ini, secara pribadi saya tida ada niat dan kehendak untuk maju sebagai senator (DPD RI) mewakili dari Jawa Timur. Karena ini amanat suci dari masyarakat Jawa Timur dan Khususnya Guru rohani saya, ya... akhirnya dengan niat lillahi ta'ala, semata-mata karena Allah swt. berjuang secara struktural formal kenegaraan, saya beranikan diri untuk menerima amanat suci masyarakat Jawa Timur dan khususnya amanat dari guru rohani saya", kata Subhan SPd saat di tanya Cahaya Iman.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikmah Sumenep ini sudah dua periode menjabat sebagai ketua MWC NU Giliraja Sumenep dan Ketua MUI Giligenting Sumenep serta sekarang masih aktif di MUI dan kepengurusan NU tingkat kabupaten. Dia sangat percaya jika Allah meridhainya, Insya Allah dia akan bisa mewujudkan visi dan misinya, yaitu :
  1. Memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan kesejahteraan rakyat dalam rangka memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berkesinambungan.
  2. Mengembangkan pola hubungan dan kerjasama yang sinergis dn strategis dengan pemilik kepentingan utama di daerah dan pusat.
  3. Memperjuangkan Jawa Timur menuju Provinsi yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.

Sunday 29 December 2013

BENARKAH CANDI BOROBUDUR PENINGGALAN NABI SULAIMAN AS..?

BENARKAH ”tuntutlah ilmu sampai ke negeri syain” ADALAH SYAILENDRA / JAWA / INDONESIA..?

Kita baca sama2 yuk..!

Masa lalu memang penuh misteri. Banyak orang meyakini bahwa Candi Borobudur sebagai peninggalan Dinasti Syailendra pada abad 8 masehi. Namun hal itu dibantah oleh KH. Fahmi Basya. Ahli matematika Islam ini meyakini bahwa Borobudur sangat terkait erat dengan sejarah Nabi Sulaiman. Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’ seperti yang diceritakan dalam Al-Quran. Buku ini bukan karya sehari dua hari disusun. Tulisan ini sudah ditulis dengan sangat serius selama puluhan tahun; sejak tahun 1979 hingga 2012. Dalam buku ini penulis menjelaskan dengan sangat detail dan ilmiah bukti-bukti bahwa Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’. Ada 40 bukti eksak yang dijelaskan. Salah satu bukti paling kuat dan belum bisa dibantah adalah ditemukannya surat dari Nabi Sulaiman bertuliskan “Bismilllahirrahmanirrahim” di atas sebuah plat emas di dalam kolam pemandian Ratu Saba’ (Ratu Boko) di daerah Sleman, Jawa Tengah. 

Borobudur Peninggalan Islam ?
 

Menurut literatur yang ada, candi Borobudur adalah sebuah candi Budha. tapi lain halnya menurut pak Fahmi Basya, Candi Borobudur adalah sebuah peninggalan Islam, tepatnya peninggalan Nabi Sulaiman ribuan tahun yang lalu. Tidak main-main, pak Fahmi Basya melakukan penelitian selama 35 tahun dan bukti yang didapat sangat kuat dan juga hasil penelitian tersebut didukung dalil didalam ayat-ayat Al-Quran. Dalam membaca Sejarah Candi Borobudur Versi Islam, Ada baiknya anda juga membaca : Kisah Nabi Sulaiman di Tanah Jawa. 

Menurut cerita yang dipaparkan, Candi Borobudur terletak di daerah kekuasaannya Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman adalah nabi yang diberi mukjizat bisa berbicara dengan hewan, juga dapat memerintah jin dengan ijin Allah. Ada seekor burung yang menghilang ketika dicari oleh Sulaiman, burung itu adalah burung Hud-Hud. Sewaktu Sulaiman bertemu dengan burung tersebut, maka burung Hud-Hud melaporkan sebuah alasan yang kuat kenapa ia menghilang dari Sulaiman. Alasan tersebut sekaligus meredam kemarahan Sulaiman atasnya. Sewaktu menghilang Burung Hud-Hud melintasi sebuah negeri, yaitu negeri Saba’ dan para penduduknya menyembah selain Allah, yaitu menyembah Matahari. Juga ada seorang ratu yang menjadi pemimpinnya. 

Nabi Sulaiman pun memaklumi alasan tersebut kemudian menyuruh burung Hud-Hud untuk menyampaikan sebuah surat yang ditujukan kepada ratu Saba’, ratu yang menjadi pemimpin negeri Saba’. Surat itu tak lain adalah surat agar Ratu dan penduduk negeri Saba’ bertaubat dan berserah diri kepada Allah. Ratu Saba’ pun kemudian bertabat dan berserah diri. Nabi Sulaiman pun memerintahkan jin untuk memindahkan singgasana ratu Saba ke istananya Sulaiman dalam waktu sekejap sebelum ratu Saba’ datang ke Sulaiman. Singgasana ratu Saba’ adalah singgasana ratu Boko yang ada di Sleman, Yogyakarta, dan dipindahkan ke atas Borobudur di Magelang. terbukti di Istana Ratu Boko ada singgasana yang hilang serta sisa-sisa bangunan tempat berkumpul untuk menyembah matahari. jadi Borobudur itu adalah sebuah bangunan buatan jin atas perintah Nabi Sulaiman. Dari segi relief pun banyak yang menggambarkan cerita Nabi Sula 

Sungguh tidak banyak yang mengetahui bahwa simbul-simbul Islam banyak ditemukan di Borobudur. Karena sudah sejak lama, borobudur menjadi klaim hindu/budha. Ekspedisi Melintas Dua Shubuh bersama KH Fahmi Basya sungguh menakjubkan. Hasil penelitian beliau telah menemukan adanya indikator-indikator bahwa kisah Nabi Sulaiman dan ratu Saba ada di Borobudur dan Ratu Boko. Sleman berasal dari Sulaiman. Wonosobo berasal dari Hutan (ratu) Shaba. Lihat pula relief-relief di sekitar Borobudur, disana sarat dengan cerita-cerita Nabi Sulaiman seperti burung Hud-hud, Tabut dan lain-lain. Iman Candi BorobudurAdanya phenomena angka 19 di Candi Borobudur. Adapun mengenai phenomena angka 19 itu terdapat di dalam Alqur’an berasal dari kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim yang terdiri dari 19 huruf. Kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim ini yang memperkenalkannya kepada kita adalah nabi Sulaiman As. ketika beliau berkirim surat kepada Ratu Saba’.  

Kop Surat dari Surat nabi Sulaiman As itu adalah kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim. Isi suratnya adalah:” Alla ta’luu ‘alaiyya, wa’tuunni muslimiin ”(Jangan menyombong kepadaku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri). Dan perlu diketahui surat itu sampai sekarang masih ada yaitu di Musium Nasional berupa lempengan emas bertuliskan Bismillah, surat itu awalnya ditemukan dikolam dekat Candi borobudur. Lempengan emas bertuliskan kalimat ‘Bismillah”. Jadi, dapat dikatakan bahwa phenomena 19 itu sudah diketahui oleh Nabi Sulaiman As. Oleh sebab itu di Candi borobudur ada phenomena 19.


Tuntutlah Ilmu ke Negeri Cina atau Syain ?  
Mari kita bangkit dari tidur panjang, kitalah pewaris negeri hebat itu. 
Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negri Syain, adalah rekomendasi yang disampaikan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umatnya. Negri hebat itu adalah negri kita, Indonesia. Sayang …, hanya karena candi Borobudur adalah candi Budha, kita menjadi BUTA, bahwa candi Borobudur adalah hasil karya bangsa kita yang kebetulan beragama Budha (?) (masih perlu pembuktian lagi untuk menyebut para pembangun candi Borobudur beragama Budha). 
Saat ini Negri Syain oleh kebanyakan orang termasuk Ulama diartikan sebagai Negri Cina. Benarkah demikian ?.

Berikut argumen yang membantah bahwa negeri Syain adalah Negeri Cina. Yang lebih tepat negeri Syain adalah negeri Syailendra di Pulau Jawa, INDONESIA . 

1. Tinjauan menurut Waktu

Lahirnya Agama Islam semasa dengan berdirinya candi Borobudur, abad 6 akhir atau abad 7 awal. Ketika Nabi Muhammad merekomendasikan Negri Syain bagi umatnya untuk menuntut ilmu pasti didasari pengetahuan yang seumur dengan beliau. Suatu hal yang mustahil bila beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun lagi. Juga mustahil beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun yang lalu. Hal ini menguatkan dugaan bahwa Negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad adalah Syailendra di Pulau Jawa, bukanya negri Cina. 

2. Tinjauan menurut Hubungan Relegius

Borobudur merupakan miniatur Al-Quran, Borobudur berceritera tentang hal yang bersesuaian dengan Al-Quran dengan cara yang berbeda. Al-Quran berceritera tentang suatu hal dengan bahasa syair, sedang Borobudur bercerita tentang hal yang sama dengan bahasa teater dalam bentuk Relief.
  • Puncak Borobudur dengan satu Stupa besar, disekelilingnya terdapat relief yang menggambarkan ceritera yang bersesuaian dengan Surat ke 1 (satu) di Al-quran.
  • Lantai dua dari atas terdapat 8 (delapan) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 8 (delapan) di Al-Quran
  • Lantai tiga dari atas terdapat 16 (enam belas) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 16 (enam belas) di Al-Quran
  • Lantai empat dari atas terdapat 32 (tiga puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 32 (tiga puluh dua) di Al-Quran
  • Lantai lima dari atas terdapat 64 (enam puluh empat) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 64 (enam puh empat) di Al-Quran
  • Lantai enam dari atas (lantai dasar) terdapat 72 (tujuh puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 72 (tujuh puluh dua) di Al-Quran
Dari kesesuain relief Borobudur dengan Al-Quran diatas, rasanya lebih masuk akal bahwa negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad SAW adalah negri Syailendra 

3. Tinjauan menurut Kondisi Sosial

Kondisi Sosial Negeri Cina saat awal lahirnya Agama Islam sedang dalam keadaan kacau karena perang saudara. Mustahil Nabi Muhammad menyarankan untuk belajar ke negri yang sedang kacau balau oleh perang saudara. Kalau pada saat tahun 2007, ada orang yang menyarankan untuk belajar ke: Irak, Afganistan atau Lebanon, pasti orang itu akan ditertawakan orang sedunia. Pada saat itu Negri Syailendra berada dalam keadaan makmur sejahtera. Tidak salah kalau nabi Muhammad merekomendasikan sebagai negri rujukan menuntut ilmu. 

4. Tinjauan menurut Kemajuan Budaya

Dari catatan sejarah negri Syailendra memiliki keunggulan budaya dibandingkan dengan negri Cina. Syailendra memiliki peninggalan yang menunjukkan seberapa tinggi “budaya” nya saat itu. Pembangunan Borobudur memakan waktu lebih dari seratus tahun, diketahui dari umur batu di dasar candi berbeda 104 tahun lebih tua dari batu yang terdapat di puncak candi. Hal ini menunjukkan bahwa negri Syailendra punya tenaga-tenaga ahli yang mengorganisir proyek raksasa baik besarnya bangunan, banyaknya orang yang terlibat pembangunannya dan lama pengerjaannya. Tanpa perencanaan yang luar biasa rapinya, mustahil Borobudur berdiri. Struktur bangunan candi yang demikian besar membutuhkan pengetahuan teknik bangunan yang sangat rumit, bahkan ketelitian lingkaran yang ada di borobudur lebih kecil toleransi ukurnya dibandingkan dengan Theodolit modern. 

Belum lagi pengetahuan metalurgi pembuatan keris, pada abad ke 7 negri Syailendra sudah menguasai teknik peleburan Titanium bahan pamor keris. Dan masih banyak bukti ketinggian budaya negri Syailendra yang lain 

5. Tinjauan menurut Letak Geografis

Negeri Cina dan Jazirah Arab terhubung lewat darat, hanya dengan berkendaraan onta atau kuda saja sudah bisa sampai. Tidak meng- gambarkan kesulitan yang harus ditempuh untuk menuntut ilmu. Negri Syailendra terdapat di Pulau Jawa. Harus mengarung lautan yang luas dan ganas, tanpa kemauan dan perjuangan yang luar biasa berat tidak mungkin sampai. 

Wallah ‘Alam Bishawab

Saturday 28 December 2013

Beberapa hal yang berkaitan al-Ghouts (Sulthanul Auliya) Ra.

Oleh : Ahmad Dimyathi
  Beberapa hal yang ada kaitannya dengan keberadaan al-Ghouts (Sulthanul Auliya) Ra sebagai berikut ;

1. Ciri-ciri batiniyah para waliyullah Ra hanya dapat dipahami oleh orang yang mengalaminya, atau oleh mereka yang benar-benar menjadi pengikutnya.
2. Keterangan dari al-Qur’an, hadits maupun fatwa para ulama’ banyak sekali yang mengabarkan tentang ciri-ciri waliyulloh, baik yang lahir maupun yang batin.

Diantara ciri-ciri tersebut :

a. Tidak memililiki perasaan gundah gulana, dapat menerapkan hakikat (iman) dan syari’at (taqwa) secara serempak bersama-sama dan mendapat anugrah “busyro” dari Alloh Swt.

Sebagaimana tercermin dalam firman Alloh Swt , QS. Yunus, 62–64 :

اَلاَ اِنَّ اَوْلِيَاءَ اللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُوْنَ, الذِيْنَ اَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُوْن. لَهُمُ البُشْرَى فِي الحَيَاةِ الدُنْيَا وَالأَخِرَةِ.

Dijelaskan makna لَهُمُ البُشْرَى فِي الحَيَاةِ الدُنْيَا
: “Bagi mereka anugarah busyro (sesuatu yang menggembirakan hati) didunia”, adalah “pengalaman ruhani”.

Sebagaimana dalam keterangan hadis :

الرُؤْيَا الصَالِحَةِ يَرَاهَا المُسْلِمُ أَوْ تُرَى لَهُ : “pengalaman ruhani yang baik, yang orang muslim melihatnya atau dilihatkan kepadanya”. (HR. Ahmad, (Risyah al-Qusyairiyah, rukyatul qaum).

b. Ma’rifat BILLAH, istiqomah dalam melakasanakan perintah dan meninggalkan larangan, serta tidak tertipu oleh kehidupan duniawi.

وَالأَوْلِيَاءُ جَمْعُ وَلِيٍّ : وَهُوَ العَارِفِ بِاللهِ وَصِفَاتِهِ حَسْبَمَا يُمْكِنُ المُوَاظِبُ عَلَى الطَاعَاتِ المُجْتَنِبُ المَعَاصِي المُعَرِّضُ عَنِ الإِنْهِمَاكِ فِي اللَّذَاتِ وَالشَهَوَاتِ.

“Auliya’ jama’ dari kata wali : adalah orang yang ma’rifat billah dan sifat-sifat-Nya, mereka tekun menjalankan ketaatan, menjauhi ma’siat dan berpaling dari tipuan kelezatan dunia dan syahwat (kitab Sirajut Thalibin juz I halaman 15)”.

c. Ma’rifat Birrosul

لَمْ تَكُن الاَقْطَابُ اَقْطَابًا وَالاَوْتَادُ اَوْتَادًا وَالاَوْلِيَاَءُ اَوْلِيَاءً الاّ بِمَعْرِفَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّم

“Tidak dapat dinamakan wali quthub, wali autad dan waliyulloh, kecuali telah ma’rifat kepada Rosululloh Saw (Birrosul). (Imam Suyuthi, kitab al-Hawi lil Fatawi, juz II, bahasan ke 70)”.

3. Secara umum, orang yang mengetahui pribadi para waliyulloh Ra itu, kebanyakan melalui ru’yah sholihah/ pengalaman rohani yang baik. Dan pengalaman rohani itu sah.
4. Pengalaman ruhani itu dapat dijadikan pegangan bagi kaum sufi (kitab al-Fatawa al-Haditsiyah, Imam Ibnu hajar al-Haitami, halaman 235).

5. Dalam Kitab Shohih Bukhori diterangkan, bahwa Rosululloh SAW bersabda :

a. الرؤيا الصالحة من الله والحلم من الشيطان:
“mimpi yang baik itu dari Alloh. Sedangkan mimpi yang tidak baik itu dari setan (nh : 3049)”,

b. الرؤيا الحسنة من الرجل الصالح جزء من ستة وأربعين جزءا من النبوة :
“mimpi yang baik dari lelaki yang shalih, merupakan bagian dari 1/46 hal kenabian (nh : 6468)”,

c. لم يبق من النبوة الاَّ المبشرات. قالوا وما المبسرات ؟. قال : الرؤيا الصالحة:
“Tidak ada lagi kenabian kecuali mubasyirat. Para sahabat bertanya : apa itu mubasyirat ?. Beliau bersabda : mimpi yang baik (nh : 6475)”, dan

d. : إذا اقترب الزمان لم تكد رؤيا المؤمن
“Mendekati zaman kiamat, janganlah kamu tergesa-gesa mendustakan mimpinya orang mukmin. (nh : 6499)”.

6. Syekh Abdul Wahhab a-Sya’roni Ra berdasar kasysyaf-nya, mengetahui kalau Guru ruhaninya (Syekh Ali al-Khowas Ra) dan guru dari gurunya (Syekh Ibrahim al-Matbuli Ra) adalah waliyullah tinggkat tinggi, karena beliau Ra berdua sering bersama Rosululloh Saw.

7. Pemahaman/ pengalaman kassyaf seperti diatas, banyak juga dialami oleh para ulama sufi mengenai para pribadi Pendiri Thoriqoh (Qodiriyah, Naqsyabandiyah, Syadzaliyah, Kubrowiyah, Tijaniyah, Idrisiyah, Syattariyah), bahwa beliau-beliau adalah al-Ghouts Ra.

8. Dalam kitab al-Fatawa al-Haditsiyah nya Imam Ibnu Hajar al-Haitami Ra, diterangkan :
Adalah Ibnus Saqo. Beliau seorang ulama yang memiliki cirri lahiriyah yang sangat mengagumkan, dan lagi sangat terkenal. Beliau juga ahli debat yang tidak ada tandingannya, bahkan sampai-sampai para tokoh non muslim-pun mengakuinya, karena mereka selalu kalah berdebat dengan Ibnus Saqo. Namun, akhirnya Ibnus Saqo mati dalam keadaan “tidak beriman”, Na’udzu Billah.
Keadaan tragis yang dialami oleh Ibnu Saqo tersebut, disebabkan oleh sikap su’ul adab-nya kepada al-Ghouts fii Zamanihi Syekh Abu Ya’qub Yusuf al-Hamadzani Ra. (kemudian selanjutnya kami tulis dengan Syekh), yang secara lahiriyah tidak tampak pertanda ke-Ghoutsiyah-an nya.
Waktu itu, Ibnus Saqo sangat ingin bertemu dengan Syekh. Namun pertemuannya itu, hanya untuk mencoba sejauh mana ilmu dan kemampuan yang dimiliki oleh Syekh.

Syekh al-Hamadzani Ra adalah guru dari al-Ghouts fii Zamnihi Syekh Abdul Qodir al-Jailani Ra. Sedang Syekh Abdul Qodir Jailani Ra memahami secara batiniyah tentang keberadaan gurunya. Ketika menghadap kepangkuan Syekh/ gurunya, tidak ada yang diharapkan kecuali hanya untuk mohon do’a restunya, serta menata adab yang sempurna.

9. Imam Suyuthi didalam kitab al-Hawi lil Fatawi nya (pada bab “khabar ad-daal ‘ala al-quthbi”), menerangkan nama waliyulloh yang diketahui melalui pengalaman ruhaninya. Mereka antara lain : Imam Syafi’i, Muhammad bin Wasi’, Hassan Abu Sinan dan Malik bin Dinar.

10. Beberapa orang Kiyai yang memperoleh pengalaman rohani melalui Rosululloh SAW, kalau Mbah KH. Abdul madjid Ma’roef Qs wa Ra – Mu’allif Sholawat Wahidiyah seorang Sulthonul Auliya’/ Ghouts fii Zamanih, adalah antara lain :

1. Al-Maghfurlah Mbah Nyai Jazuli Usman (PP al-Falah Ploso Kediri).
2. Al-Maghfurlah Gus Mik/ K. Hamim Jazuli (PP al-Falah Ploso Kediri).
3. Al-Maghfurlah Bapak KH. Muhammad Asyik Sirodj Mabruri (PP “Subulus Salam”, Selobekiti Wonosari Malang).
4. Mbah KH. Mubasyir Mundzir (PP Ma’unah Sari Bandar Kidul Kota Kediri).
5. Bapak Kiyai Mahmud Misbah (Kepanjen Malang).
6. Bapak Kiyai Muhaimin (Mojoroto Kota Kediri), yang satu ini melalui Nabiyulloh Khodir As.

Demikian penyampaian kami tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan keberadaan al-Ghouts Ra.

Selanjutnya kita kembali ke tanggapan dan penjelasan kami diatas, tentang “kenapa beliau Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra., menyatakan bahwa Mu’allif Sholawat Wahidiyah adalah Sulthonul Auliya’/ Ghoutsu Zaman Ra”. Atas dasar apa (kata sampean) ?.

Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan tersebut cukup mudah, setelah kami sampaikan hal-hal yang ada kaitannya dengan keberadaan al-Ghouts Ra. diatas.

Jadi jawabannya, atas dasar ru’yah sholihahnya para Kiyai-kiyai yang terhormat diatas, dan pengalaman rohaninya para pengamal Wahidiyah dari berbagai daerah.

Sekarang kami bertanya kepada sampean : salahkah seseorang yang mengabarkan ru’yah sholihahnya bertemu Rosululloh SAW yang memberitahu mengenai Ghoutsiyahnya mbah KH. Abdul Madjid Ma’roef Qs wa Ra ?. Kalau menurut anggapan sampean salah, apa nggak kliru ?..... kami kira justru sampean yang kliru, karena sampean yang tidak faham.

Jika dengan keterangan dan jawaban kami seperti diatas, dihati sampean masih timbul tanda tanya Ya apa Tidak (karena masih diliputi perasaan ragu yang amat dalam), kami justru balik bertanya kepada sampean :

1. Kita semua warga ahlussunah wal jama’ah percaya kepada wali songo, juga kepada wali-wali yang lain, seperti Hadhrotus Syekh Mbah Kyai Kholil Bangkalan Madura, Mbah Syamsudin Batu Ampar, Mbah Wasil Setono Gedong Kota Kediri, Mbah KH. Abdul Hamid Pasuruan dan yang lain-lain adalah waliyulloh.

2. Masyarakat muslim Jawa Tengah banyak yang menyatakan bahwa : Mbah Kyai Asnawi Kudus, Mbah Kyai Ma’sum Lasem, Mbah Kyai Hasan Mangli Magelang, Mbah Kyai Musyafa’ Kaliwungu Kendal, dan yang lain-lain juga waliyulloh.

3. Masyarakat muslim JAWa Barat banyak yang menyatakan bahwa : Mbah Kyai Nawawi Banten, Syekh Muhyi Pamijahan Tasikmalaya, dan yang lain-lain juga waliyulloh.

4. Dalam wirid dzikrul ghofilinnya alom Gus Mik (K. Hamim Jazuli) Ploso Kediri, juga menyebut ; Syekh Abdul Qodir al-Jailani Ra, Sayyid Abdulloh al-Haddad Ra, dan Syekh Abdus Salam bin Masyisy Ra adalah al-Ghouts.

5. Para pengamal Thoriqot Naqsyabandiyah menyatakan ; Syekh Bahauddin an-Naqsyabandi Ra, Syekh Amir Kullal Ra dan Syekh Baba as-Samasy Ra adalah al-Ghouts.

6. Syekh an-Nabhani Ra menyatakan dalam Kitabnya Syawahid al-Haq dan Afdholus Sholawat, bahwa Syekh Abul Hasan asy-Syadzali Ra, Syekh Abul Abbas al-Mursy, Syekh Ibnu Athoillah as-Sakandari Ra, dan ulama’-ulama’ lainnya juga al-Ghouts Ra.

7. Di jam’iyyah-jam’iyyah tahlil yang ada dipedesaan tidak ketinggalan pasti menghadiahkan surat al-Fatihah kepada Sulthon Auliya’ Syekh Abdul Qodir Jailani Ra.

Mereka-mereka yang mempercayai para waliyulloh diatas, kira-kira dasarnya apa ?. .......... dan mungkin juga termasuk sampean salah satu dari mereka yang percaya, kira-kira apa dasar sampean ?. Sekiranya dasar sampean adalah kata ulama’ atau karena terdapat dalam kitab, maka dasar ulama’ dan kitab itu sendiri apa ?.

Jika dengan penjelasan yang sangat gamblang yang telah kami paparkan diatas, dan sampean tetap juga tidak percaya, tidak ada masalah dan tidak akan membatalkan ru’yah sholihahnya para beliau-beliau diatas dan sampean tidak boleh memaksakan kehendak kepada mereka, agar mereka membatalkan keyakinannya itu.

AF-FAATIHAH !.

يَآ اَيُّهَا الْغَوْثُ سَلاَ مُ اللهِ * عَلَيْكَ رَ بِّنِى بِاِذْنِ اللهِ
وَانْظُرْ اِلَيَّ سَيِّدِ ي بِنَظْرَةِ * مُوْصِلَةٍ لِّلْحَضْرَةِ الْعَلِيَّةِ

"YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOHI,
'ALAlKA ROBBlNII BI IDZNILLAHI; (3 kali)
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH,
MUUSHILATIL-LILHADROTIL 'ALIYYAH."

Terjemah :
"Duhai Ghoutsu Zaman, kepangkuan-MU salam Alloh kuhaturkan; bimbing, bimbing dan didiklah diriku dengan izin Alloh;
Dan arahkan pancaran sinar-nadroh-MU kepadaku yaa Sayyidii,
radiasi batin yang mewushulkan aku, sadar kehadirot Maha Luhur Tuhanku.”

KEKUATAN SEBUAH PUJIAN

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - KEKUATAN SEBUAH PUJIANAda dua gadis bekerja pada sebuah perusahaan yang sama. Nona Wang dan Chang. Keduanya memiliki karakter yang berbeda dan karenanya tak dapat sharing atau bertukar pikiran bersama. Walaupun keduanya tidak saling membenci, namun mereka bukanlah sahabat karib dan tak saling mengagumi cara kerja serta sifat masing-masing. Suatu hari, nona Chang meminta teman kerja yang lain, Pak Chou, untuk menegur nona Wang agar ia memperbaiki serta mengontrol dorongan emosinya. Sebab kalau tidak demikian, tak akan ada orang yang mau berteman dengannya. Demikian alasan nona Chang. Pak Chou menyetujui permintaan nona Chang itu. Setelah beberapa hari, nona Chang berpapasan dengan nona Wang. Nona Wang dengan penuh ramah dan sopan menegur nona Chang. Sejak itu nona Chang melihat adanya perubahan besar dalam diri nona Wang, yang kelihatannya seakan-akan telah berubah menjadi seorang peribadi baru, seorang peribadi yang menyenangkan dan disukai banyak orang. Nona Chang lalu bertemu Pak Chou untuk mengungkapk....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Tuesday 24 December 2013

CINTA TITIK

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - CINTA TITIK1. Cinta sejati tidak sama dengan nafsu Cinta dan nafsu sering kali membingungkan kita. Sebenernya, kebanyakan tema film, lagu, novel bukanlah tentang cinta, melainkan nafsu. Bagaimana membedakanya? cinta tahan uji, … nafsu mudah luntur … cinta menghargai … nafsu memanfaatkan … Daya tarik fisik sering kali menjadi satu sinyal awal dari tumbuhnya Cinta sejati, tapi itu belum jadi cinta sejati. 2. Cinta tidak sama dengan keromantisan Perasaan romantis memang luar biasa dalam hubungan dekat antara pria dan wanita. Tuhan memang merancang agar kita mengalami perasaan seperti ini dalam hubungan istimewa dengan lawan jenis. Namun gairah dan kehangatan romansa tidak dapat disamakan dengan cinta. Keromantisan merupakan suatu perasaan; sedangkan cinta sejati masih memiliki makna yang jauh lebih dalam lagi. 3. Cinta sejati tidak sama dengan tergila-gila Perasaan tergila-gila adalah daya tarik dan gairah yang kuat dalam diri seseorang terhadap lawan jenisnya. Kamu akan memikirkan d....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

MUJAHADAH KHUSUS KECERDASAN



 
FAFIRUU ILALLAAH  -  LARILAH KEMBALI KEPADA ALLAH

MUJAHADAH KHUSUS KECERDASAN
(Mujahadah untuk memohon kecerdasan akal, ketinggian budi dan ilmu yang bermanfa’at)
 

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM

Dalam rangka membantu program “ MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA” Hadrotul Mukarrom Mbah KH. Abdul Madjid Ma'ruf Qs. wa Ra., Mualif Sholawat Wahidiyah, memberikan tuntunan Mujahadah sebagai di bawah ini :
1. Sediakan air dalam gelas/botol atau bejana lainnya.
2. a. Bacalah surat al-Fatihah 3 x, khususkan/hadiyahkan kepada Rasulullah saw. Lalu :
b. Mohonlah syafa’at/maturlah kepada Rasulullah saw dengan kalimat sebagai berikut :
“Yaa Rasulullah ! Syafa’atilah kami yang senantiasa berlumuran dosa dan berlarut-larut dalam kedholiman ini ! Mohonkanlah kepada Allah swt. agar kami sekeluarga diberi ampunan, hidayah dan taufiq yang sempurna, rizki yang mudah, luas dan barokah, serta memperoleh: kejernihan hati, kecerdasan akal fikiran ketinggian budi dan ilmu yang bermanfa’at”, lalu bacalah :

يَا سَـيِّدِى يَارَسُـوْلَ اللهْ
YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH  
Selama + 30 ( tiga puluh ) menit, sesudah itu ulangi lagi mohon syafa’at/matur kepada Rasululllah saw seperti diatas lalu :
c. Bacalah surat al-Fatihah 1 x, kemudian tiupkan 3 x pada air tersebut.
3. Minumlah air itu pada keesokan harinya sebelum/sekitar matahari terbit dan sebelum makan/minum apapun. Ketika akan minum bacalah : BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM, dan YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH  3 x atau 7 x
4. Lakukanlah hal tersebut tiap sore/malam selama 40 hari berturut-turut. Setiap hari paling sedikit 1 x.
Keterangan :
1. Bagi mereka yang (oleh karena sesuatu hal) belum mungkin melakukan mujahadah secara lengkap seperti tuntunan angka 2 diatas, diperkenankan langsung saja membaca 
     YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH)  selama + 30 menit.
2. Mujahadah ini boleh dipergunakan untuk memohon hajat lain, seperti soal kesehatan, keamanan, ketentraman, perdagangan, dan sebagainya. Bagi mereka yang mempunyai sesuatu hajat/kepentingan yang sangat mendesak, lakukanlah Mujahadah seperti angka 2 diatas berulang kali dan tambahlah maturnya (permohonannya) sesuai dengan hajatnya, atau perbanyaklah/lipatgandakan bacaan YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH dan FARIRUU ILALLAAH.
Disamping cara itu, dimana ingat bacalah selalu bacaan tersebut, terutama dalam hati.
3. Mujahadah ini boleh dilakukan oleh siapa saja tanpa pandang bulu, bahkan dianjurkan untuk disebarluaskan  dengan ikhlas dan bijaksana. Boleh dilakukan sendiri- sendiri , tetapi lebih utama apabila berjama’ah seisi rumah (sekeluarga). Usahakan anak-anak kecil/bayipun diikut sertakan di tempat mujahadah selama mujahadah berlangsung,dan berikan minum 1 atau 2 tetes.
4. Lakukan mujahadah ini dengan bersungguh-sungguh dan penuh keyakinan !
Niatlah semata-mata beribadah kepada Allah dengan ikhlas (LILLAH) dan mengikuti jejak tuntunan Rasulullah saw (LIRRASUL).
Merasalah bahwa kita dapat melakukan ini adalah semata-mata atas titah/pertolongan Allah (BILLAH), dan sebab syafa’at/jasa Rasulullah saw (BIRRASUL).
Dengan keagungan dan kekuasaan Allah swt, dan syafa’at tarbiyah Rasulullah saw, serta barokah nadhroh Ghautsu Hadzaz zaman Radhiyallahu’anh, insya allah segala apa yang dihajatkan berhasil. Amiin!
Selamat bermujahadah, semoga diridhoi Allah wa Rasulullah saw. Amiin !
FAFIRRUU – ILALLAH = LARILAH KEMBALI KEPADA ALLAH
Catatan :
Laporkan secara tertulis pengalaman-pengalaman, baik yang dialami sendiri maupun orang lain dari buahnya Mujahadah.
 
Disiarkan oleh :
YAYASAN PERJUANGAN WAHIDIYAH
DAN PONDOK PESANTREN KEDUNGLO
Jl. KH. Wachid Hasyim Kediri Jawa Timur Kode Pos 64114
Telp. (0354) 771018  - 774511 Fax. (0354) 772179